Relawan Jateng “Digondeli” Korban Bencana Bogor

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang-Pemerintah Kabupaten Bogor dan warga korban bencana tanah longsor di Kecamatan Sukajaya mengapresiasi bantuan para relawan perwakilan Jawa Tengah. Bahkan mereka meminta dan berharap para relawan Jateng lebih lama berada di Bogor guna membantu para korban bencana. 

“Pemerintah Kabupaten Bogor, TNI, dan warga sangat welcome dengan kami. Bahkan saat salat Jumat di masjid, Provinsi Jawa Tengah berulangkali disebut oleh khatib, warga sangat berterima kasih atas bantuan dari Jawa Tengah. Bahkan saat kami pamitan untuk pulang ke Jateng, mereka nggondeli. Mereka berharap kami jangan pulang dulu,” ujar salah satu relawan Agung Tri, di sela penyambutan kedatangan relawan perwakilan Jateng di Wisma Perdamaian Semarang, Minggu (11/1). 

Relawan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora itu menjelaskan, sekitar 50 relawan asal Jateng yang diterjunkan di lokasi tanah longsor bertugas di posko utama di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya. Selama tujuh hari berada di lokasi bencana, para relawan yang terdiri dari empat tim melaksanakan tugasnya masing-masing. Yakni tim dapur umum, tim evakuasi, tim selter, dan tim logistik. 

“Begitu tiba di Bogor, kami naik helikopter menuju posko utama karena jalur darat belum bisa dilalui kendaraan bermotor. Pascabencana seluruh desa di Kecamata Sukajaya terisolasi, kami sempat kesulitan membuka akses dan mengevakuasi warga. Tetapi karena kami sudah terbiasa menangani bencana alam di berbagai daerah, Alhamdulillah tugas-tugas dapat kami laksanakan dengan baik, dan warga mengapresiasi kami,” imbuh relawan lainnya, Heri Purwoto. 

Relawan dari BPBD Kebumen itu menyebutkan, sebanyak 128 desa yang tersebar di berbagai daerah di Bogor terisolasi akibat diterjang longsor. Untuk menjangkau lokasi bencana, para relawan harus berjalan kaki dengan jarak tempuh 3-4 jam dari posko utama. Sehingga butuh perjuangan cukup berat untuk bisa mengevakuasi warga maupun mengirim bantuan logistik untuk para korban. 

Memasuki hari ketujuh pascalongsor, lanjut dia, kondisi lokasi bencana sudah berangsur pulih dan sebagian warga sudah kembali beraktivitas. Hingga relawan Jateng ditarik kembali ke daerah asal, tercatat sebanyak 12 korban meninggal dunia sedangkan 3 korban belum ditemukan. 

Penjabat Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie mengatakan, sebanyak 100 relawan dari berbagai daerah di Jawa Tengah yang membantu penanganan bencana banjir dan longsor di DKI, Jawa Barat, dan Banten telah kembali ke Jawa Tengah. Para relawan yang telah bahu membahu membantu korban bencana di provinsi tetangga selama tujuh hari tiba di Wisma Perdamaian Semarang, Minggu (11/1/2020) sekitar pukul 03.00. 

Aksi para relawan perwakilan Jawa Tengah di lokasi bencana banjir dan longsor di provinsi lain ini, menurut Pj Sekda merupakan salah satu wujud kesetiakawanan dan kepedulian bersama tanpa dibatasi sekat atau kewilayahan, perbedaan ras, warna kulit, suku maupun agama. Para relawan yang dikirim terdiri dari berbagai unsur, antara lain anggota BPBD, Tagana, dan PMI telah melaksanakan tugas dengan baik selama tujuh hari di lokasi bencana. 

“Intinya bahwa mereka saudara kita dan sesama makhluk Tuhan, maka perlu kita bantu. Para relawan perwakilan Jateng dengan segala potensi yang dimiliki, baik tenaga, keterampilan, ataupun minimal pikirannya dengan dukungan dari seluruh stakeholder dapat ikut membantu warga Bogor, DKI, dan Banten yang sedang tertimpa musibah,” kata Pj Sekda usai di sela penyambutan kedatangan relawan perwakilan Jateng di Wisma Perdamaian. 

Ia menambahkan, pemberian plakat itu jangan dilihat bentuknya tapi merupakan wujud ucapan apresiasi terima kasih bukan dari pemkabnya tetapi dari warga Bogor dan sekitarnya. 

“Mudah-mudahan mereka sekarang sudah pulih kembali. Sedangkan teman-teman relawan juga bersama-sama untuk membenahi Jawa Tengah termasuk bagaimana menjaga kelestarian wilayah hulu,” harapnya. (p/ab)